Sumber: Google |
Ketam kelapa atau dalam bahasa latin yaitu Birgus latro, merupakan salah satu hewan terestial dalam keluarga atau
famili Coenobitadae dan merupakan satu-satunya spesies dalam genus Birgus.
Ukuran mereka cukuplah besar, yaitu bisa mencapai ukuran 1 meter jika diukur dari kaki ke kaki.
Habitat mereka pun cukup luas yaitu tersebar mulai dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik yang dekat dengan garis katulistiwa.
Setelah menetas dari telur, ketam kelapa masih dalam bentuk plankton yang berenang di perairan. Setelah melewati 8 minggu dan proses molting berulang kali, ketam kelapa akan terus bertumbuh hingga mereka mulai masuk menuju daratan dan mulai memakai cangkang pertamanya. Setelah sekitar 2-2.5 tahun dengan melalui proses molting, mereka pun akan melepas cangkangnya karena zat kitin pada abdomennya yang sudah terbentuk sempurna dan mengeras sehingga mereka akan melepas cangkangnya dan pergi secara telanjang. Mereka akan terus bertumbuh hingga berukuran besar.
Sumber: Google |
Makanan mereka cukup beragam mengingat mereka merupakan omnivora yaitu pemakan segalanya. Meskipun mereka tergolong omnivora, makanan favorit mereka yaitu kelapa, sehingga mereka diberi julukan sebagai ketam kelapa atau coconut crab.
Ketam kelapa merupakan hewan nocturnal atau beraktifitas di malam hari. Hal itu dilakukan untuk menghindari mereka dari pemangsa seperti anjing, kadal, manusia dll. Pada waktu malam, mereka mencari makanan di sekitar pantai bersama dengan hewan nocturnal lainnya yaitu kelomang darat, kepiting, dll. Pada siang hari, mereka akan menghabiskan waktunya tidur di balik semak, namun di beberapa jurnal yang pernah saya baca, pada beberapa pulau tempat ditemukan ketam juga beraktifitas di siang hari dan juga malam hari di hari yang sama. Biasanya pulau yang dihuni manusia menyebabkan lebih banyak ketam kelapa yang keluar di malam hari. Pada saat berlindung di teriknya siang hari, mereka bersembunyi di balik batang", daun-daun kering seperti daun pandan, dan tempat-tempat sembunyi lainnya. Hal itu dilakukan untuk menghindari sengatan matahari yang dapat mengurangi kelembapan pada tubuh ketam kelapa.
Sumber: Google |
Saat dewasa, mereka tidak lagi mengenakan cangkang siput atau benda-benda lainnya karena bagian abdomen atau bagian belakang mereka mengalami pengerasan dengan terbentuknya zat kitin dan kalsium yang tebal sehingga abdomen mereka kuat dan mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan dari tubuhnya dan proteksi dari tekanan atau serangan fisik. Berbeda dengan saudaranya, kelomang memiliki abdomen yang lunak dan lemah sehingga mereka membutuhkan cangkang untuk proteksi serta menjaga kelembapannya.
Reproduksi ketam kelapa juga unik. Mereka akan kawin di pantai dengan ketam kelapa yang berukuran sama. Setelah kawin, betina akan menjaga telur tersebut hingga siap dilepaskan ke laut. Telur-telur tersebut akan menetas di laut namun tidak mendapat penjagaan sama sekali dari orang tuanya.
Tetapi ketam kelapa bukanlah untuk para newbie karena mereka termasuk hewan yang dilindungi oleh negara dan membutuhkan ruang yang luas sehingga mereka dapat leluasa bergerak bebas. Kandang atau crabitat juga harus besar dan disesuaikan dengan ukuran. Mungkin hewan ini tidak cocok untuk dipelihara di dalam aquarium kecuali jika masih berukuran kecil.
Hewan ini dilindungi dikarenakan banyak sekali eksploitasi besar-besaran untuk dimakan dan kerusakan lingkungan khususnya lingkungan pantai, abrasi pulau dan kenaikan air laut.
Sumber: Google |
Rumor mengatakan bahwa saat Perang Dunia ke II, banyak sekali korban-korban perang yang menjadi santapan hewan ini dan disisi lain, mereka juga dikenal sebagai pencuri pakaian warga kampung juga.
Sekian....Semoga berguna