Seperti yang kita ketahui, protein berfungsi untuk membentuk sel-sel tubuh serta memperbaikinya. Hal itu berkaitan dengan pertumbuhan dari makhluk hidup yang mengonsumsinya. Namun tahukah kalian jika protein tersebut tersusun atas kumpulan asam amino yang saling berikatan satu sama lain?
Pasti kalian pernah SMA bukan? Kelomang sendiri termasuk dalam golongan crustacea
Dalam jurnal, konsumsi makanan crustacea bervariasi tergantung pada jenisnya masing-masing. Untuk udang, 30-57% makanannya berupa protein. Untuk lobster, 33-35% makanannya adalah protein. Selain jenis, pengaruh lingkungan juga berpengaruh pada kebutuhan konsumsi protein seperti salinitas, ukuran, tingkat pertumbuhan (Proecdysis, Ecydysis, Metaecydysis, Anecydysis), dan lain-lain.
Seperti yang kita ketahui bahwa protein tersusun atas kumpulan asam amino yang saling berikatan satu sama lain. Sebenarnya atau Faktanya, asam amino yang telah tereksplorasi sampai saat ini mencapai 20 macam (Bettleheim et al. 2009). Sebanyak 20 macam asam amino ini akan membentuk protein yang bermacam-macam pula. Dalam pembentukkan protein, diperlukan banyak asam amino. Kekurangan asam amino dapat menurunkan produksi protein. Berikut beberapa asam amino yang penting di Crustacea:
1. Arginine
2. Histidine
3. Isoleucine
4. Leucine
5. Lysine
6. Methionine
7. Phenylalanine
8.Threonine
9. Tryptophan
10. Valine
Hal berikut tidak dimaksudkan bahwa asam amino di luar asam amino diatas tidak penting, namun hanya dibutuhkan sedikit.
Methionine (Sumber: Google) |
Menurut jurnal, asam amino yang dibutuhkan oleh crustacea memiliki kesamaan dengan spesies ikan bersisik, namun crustacea memang membutuhkan lebih banyak asam amino sulfur yang dapat meningkatkan ketahanan hidup dan pertumbuhannya.
Lobster (Sumber: Google) |
Dari 10 asam amino yang telah disebutkan, methionine merupakan salah satu asam amino yang telah diketahui dapat meningkatkan ketahanan hidup udang dan dapat mengoptimalkan pertumbuhannya. Begitu pula dengan lobster, makanan lobster yang kaya akan methionine akan menghasilkan kenaikan berat tubuh lobster yang lebih baik dan meningkatkan ketahanan hidupnya. Selain itu, methionine juga penting untuk molting bagi para crustacea. Menurut saya, hal-hal tersebut dapat dikaitkan dengan kelomang darat karena lobster dan udang merupakan kerabat dekatnya.
Terakhir, kita tahu bahwa selama ini tepung ikan atau ikan rucah sebagai pakan ikan atau udang maupun lobster sangatlah tidak ekologis. Hal itu dikarenakan jumlah ikan rucah atau tepung ikan yang diberikan tidak sebanding atau bahkan jauh dari hasil berat yang didapat pada ikan ternak atau udang maupun lobster. Pada jurnal ini, tepung kedelai dan telur yang mengandung banyak methionine baik digunakan untuk menggantikan tepung ikan atau ikan rucah sebagai pakan ikan atau udang maupun lobster. Namun untuk kedelai, beberapa hal masih perlu diteliti karena adanya faktor anti nutrisi (contoh: asam fitat), palatibilitas yang buruk ( adanya gizi-gizi lain yang tidak terdapat di kedelai), dan kadar methionine yang kurang mencukupi.
DAFTAR PUSTAKA
Mente E.2006. Protein nutrition in crustaceans. Perspectives in agriculture, veterinary science, nutrition and natural resources 1(43):1-7.